ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Kasus keracunan massal nan menimpa 183 siswa SMPN 1 Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sekarang ditangani tim campuran dari Dinas Kesehatan Rembang berbareng Mabes Polri. Mereka melakukan pemeriksaan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanjungan, Kecamatan Kragan, nan menjadi penyedia menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah tersebut.
Hasil pemeriksaan mengejutkan. Tim kesehatan menemukan tata ruang dapur gizi tidak sesuai dengan standar nan ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN). Akibatnya, program MBG di Kecamatan Kragan dihentikan sementara.
“Waktu training penjamah pangan beberapa waktu lalu, tidak ada sekat-sekat di beberapa ruangan. Namun sekarang ada sekat, jadi ruangan menjadi sempit dan tidak sesuai pengarahan BGN,” kata personil tim kesehatan Dinas Kesehatan Rembang, Al Furqon, Jumat (26/9/2025).
Al Furqon menambahkan, perubahan tata ruang itu tidak pernah dikonfirmasi oleh mitra SPPG kepada kepala unit, sehingga ruang kerja tidak lagi memenuhi standar keamanan pangan. Dampaknya, pengedaran MBG ke 26 sekolah di wilayah Kragan dengan total 3.204 siswa penerima faedah ikut terhenti.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad meminta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk melakukan investigasi mengenai kasus siswa keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah.
Kotak MBG Dikeluhkan Berbau Tak Sedap
Di sisi lain, muncul keluhan dari siswa SD Negeri 1 Sumberejo, Rembang, nan menolak menyantap menu MBG lantaran wadah panci berbahan stainless disebut berbau tak sedap. Video protes siswa tersebut viral di media sosial.
Dalam rekaman itu, sejumlah siswa tampak enggan menyantap menu MBG meski sudah dipersilakan guru. Mereka mengaku wadah makanan tidak pernah dicuci dengan baik sehingga menimbulkan aroma menyengat. “Piringe ora tau dikumbah makane mambu,” ujar salah satu siswa dalam video.
Pihak sekolah membenarkan adanya keluhan tersebut dan telah melaporkannya kepada koordinator program MBG di Rembang untuk ditindaklanjuti.
Respon Bupati Rembang
Bupati Rembang Harno, nan juga Penasehat Satgas MBG, mengaku belum mengetahui perincian kasus di SDN 1 Sumberejo. Namun dia menyatakan sudah melakukan pengecekan ke sejumlah SPPG di wilayahnya.
“Kalau timbul baunya tak sedap, menu MBG-nya tidak usah dimakan. Karena itu, sebelum MBG diberikan kepada siswa, alangkah baiknya dilakukan pengecekan oleh pihak sekolah, syukur-syukur ada pihak SPPG nan ikut mengecek kualitas MBG,” ujar Harno.
Kasus ini menjadi perhatian serius lantaran program MBG nan semula ditujukan untuk menyehatkan siswa justru berujung pada keracunan massal dan keluhan kualitas makanan.